Selasa, 07 Juni 2011

Fabrikasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LAtar Belakang
Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat langsung dikerjakan, sebab terlebih dahulu harus dipotong menurut gambar bukan komponen yang akan dibentuk pengerjaan. Pembentukan pelat dalam bentuk lembaran ini kurang efektif apabila dikerjakan secara langsung. Dalam dunia industri istilah pemotongan pelat sebelum dikerjakan disebut pemotongan awal (pre cutting). Pre cutting atau pemotongan awal dilakukan untuk pemotongan pelat menurut bagian gambar dan ukurannya. Pada laporan ini saya akan membahas tentang alat potong plat manual.

1.2 Tujuan
v  Dapat menetahui jenis - jenis alat potong tangan.
v  Dapat mengetahui cara menggunakan gunting tangan atau gunting plat yang baik dan benar serta masam- macam gunting tangan.
v  Dapat mengetahui bentuk – bentuk pahat dan tahu cara menggunakan pahat.
v  Dapat mengetahui fungsi dari tab.
v  Dapat mengetahui cara memilih daun gergaji dan mengetahui cara menggergaji

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja yang halus. Dikarenakan bentuk benda kerja yang semakin hari semakin kompleks, maka dibuatlah bermacam bentuk kikir, sehingga semua jenis pembuatan bentukbentuk benda kerja dapat dilayani oleh kikir sebagai peralaatn. pemotongan. Di samping itu dengan semakin banyaknya jenis bahan untuk pembuatan benda kerja maka dibuatlah berbagai jenis kikir dengan berbagai macam bahan untuk memproduksinya. Agar semua jenis bahan dapat dipotong dengan menggunakan jenis kikir berdasarkan untuk pembuatannya. Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah sangat luas, yaitu dari pekerjaan awal/kasar sampai pekerjaan akhir atau finishing. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai 0,8%.

2.1.1 Jenis Gigi Kikir
Kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan pada jenis gigi pemotongnya, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua.
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya, maka kedua jenis kikir ini juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan sangat halus.

2.1.2 Macam-macam kikir
v  Kikir Rata
v  Kikir Instrumen
Disebut kikir instrumen karena bentuk kikir ini sangat kecil dibandingkan dengan ukuran kikir pada umumnya dan karena pemakaiannya biasanya untuk pengikiran bendabenda kerja yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.
Kikir instrumen ini tersedia dalam satu set yang berisi semua bentuk atau macam-macam kikir yaitu kikir datar, kikir segi tiga, kikir segi empat, kikir bulat, kikir setengah bulat dan pisau. Gigi-gigi pemotongnya juga sama dengan kikir pada umumnya yaitu berigi tunggal dan bergigi ganda.

2.1.3 Tingkat kekasaran gigi pemotong kikir
Ada lima tingkat kekasaran dari gigi-gigi pemotong kikir seperti telah dijelaskan sebelumnya. Masing-masing kikir dengan tingkat kekasarannya mempunyai kegunaan masing-masing, yaitu:
v  Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Hasil pengikiran kasar, tidak halus.
v  Kikir kasar digunakan untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda kerja.
v  Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan menggunakan kikir halus.
v  Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan akhir/finishing di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat diperlukan
v  Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.

Pekerjaan pengikiran akan berhasil dengan baik apabila para pekerja mengetahui tentang jenis kikir yang harus digunakan sesuai dengan bahan yang akan dikerjakan, cara menjepit benda kerja yang benar, cara memegang kikir yang benar. Cara memegang kikir yang salah dapat mengakibatkan cepat merasa lelah, sehingga pekerjaan menjadi lambat atau kalau ditinjau dari segi ekonomisnya tidak menguntungkan. Rasa lelah kemungkinan akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja, sebab dengan rasa lelah konsentrasi pekerja menjadi menurun. Dengan menurunnya konsentrasi, maka kecelakaan kerja akan mudah terjadi. Cara memegang kikir yang benar adalah:
v  Tangkai kikir harus dipegang dengan tangan kanan dengan ibu jari berada di atas tangkai kikir, sedangkan jari telunjuk mengikuti panjang tangkai kikir.
v  Untuk pengikiran/pekerjaan yang berat, maka tangan kiri (telapak tangan) diletakkan pada ujung kikir dengan jari-jari tangan menjepit ujung kikir. Fungsinya adalah agar pemakanan/pemotogan bahan oleh kikir bisa lebih besar dan kelurusan permukaan bisa terjaga.

v  Untuk pelaksanaan pengikiran yang ringan, jari-jari tangan kiri dapat diletakkan pada ujung kikir dan ia berfungsi sebagai penyeimbang.
v  Pada pengikiran benda kerja yang tipis, ujung ibu jari tangan kiri diletekkan pada permukaan kikir dekat dengan tangkai kikir. Sedangkan ujung jari yang lainnya menekan kikir bagian ujung atau jari-jari tangan menekan permukaan kikir.
v  Pada pelaksanaan pengikiran posisi badan agak condong kedepan dan posisi kaki kiri berada di depan kaki kanan kirakira membentuk sudut 600.

2.1.4 Keselamatan Kerja Dalam Mengikir
Agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja dalam mengikir maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
v  Jangan menggunakan kikir yang tidak bertangkai
v  Jangan menggunakan kikir dengan tang kai yang longgar atau pecah/rusak
v  Periksa apakah kikir benar-benar terikat secara kuat pada tangkainya
v  Gunakan kikir sesuai dengan fungsiny. Meletakkan kikir jangan ditumpuk dengan benda kerja atau alat/perkakas lainnya.

2.2 Pahat
Pahat tangan merupakan alat potong yang sudah lama digunakan, baik dalam kegiatan di bengkel maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pahat tangan tetap digunakan di dalam bengkel kerja bangku untuk melakukan pemotongan bahan, baik bahan berupa logam keras maupun logam lunak.
Pahat tangan dibuat dari bahan baja perkakas dengan jalan ditempa untuk membentuknya dan digerinda untuk membentuk mata potongnya, kemudian dikeraskan mata potongnya. Kegunaan mata pahat dikeraskan adalah agar ia dapat melakukan pemotongan terhadap bahan lain tanpa mengalami kerusakan pada mata potongnya. Tidak seluruh bagian pahat tangan dikeraskan , tetapi hanya dikeraskan pada bagian mata potongnya. Badan pahat tidak dikeraskan agar ia dapat menahan gaya pukul dari palu, apabila dikeraskan akan menjadi rapuh.

2.2.1 Besar sudut mata pahat tangan
Rata-rata besar sudut mata potong pahat tangan sebesar 65 derajat, tetapi karena jenis bahan yang akan dipotong banyak jenisnya dengan kekerasan yang berbeda, maka dibuatlah sudut mata potong pahat yang bervariasi dari 55 derajat sampai 85 derajat. Makin keras bahan yang dipotong makin besar sudutmata potongnya. Dengan makin besar sudutnya, berarti makin kuat mata potong pahat untuk melakukan pemotongan. Menurut Krar, dkk (1983), besar sudut mata pahat potong adalah seperti pada tabel di bawah ini.
No
Bahan Yang Di Potong
Besar Sudut
1
2
3
4
5
6
Baja Tuang
Besi Tuang
Mild Steel
Kuningan
Tembaga
Aluminium
65 derajat
60 derajat
55 derajat
50 derajat
45 derajat
30 derajat
Tabel 2.1 Hubungan besar sudut mata potong dengan jenis
bahan yang akan dipotong


2.2.2 Mengasah Mata Pahat
Penyayatan atau pemotongan dengan pahat akan berhasil apabila mata pahatnya tajam. Untuk mendapatkan mata pahat yang tajam, maka mata potong tersebut harus diasah dengan menggunakan mesin gerinda. Cara mengasah pahat adalah sebagai berikut:
v  Pakai kaca mata transparan.
v  Periksa kerataan permukaan batu gerinda dan jarak antara permukaan batu gerinda dengan penahan benda kerja (tool rest).
v  Hidupkan mesin gerinda. Pengasahan mata pahat gunakan batu gerinda halus.
v  Pegang kepala pahat dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang bagian badan pahat. Dekatkan mata pahat pada batu gerinda dan letakkan badan pahat pada tool rets.
v  Singgungkan mata pahat pada permukaan batu gerinda dan gerakkan pahat ke arah kiri dan kanan, gerakan pahat harus bebas.
v  Gunakan cairan pendingin untuk mendinginkan pahat, karena pahat tidak boleh terlalu panas. Panas yang berlebihan akan mempengaruhi kekerasan pahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar